Pelestarian dan Pengembangan UMKM di Desa Barang bersama Tim II KKN Universitas Diponegoro

Beragam sektor UMKM hadir di Desa Barang, mulai dari sektor olahraga yang diwujudkan ke dalam bentuk lapangan futsal, sektor wisata dalam bentuk taman lampion, serta sektor-sektor lain seperti penyewaan fasilitas, pertanian, perikanan, pengelolaan sampah, dan juga simpan pinjam. Kehadiran beragam jenis sektor UMKM ini tentunya harus dibarengi dengan pengelolaan dan pengembangan yang baik. Maka dari itu, demi mewujudkan hal tersebut, Tim II KKN Universitas Diponegoro berinisiatif untuk membantu para pelaku dan konsumen UMKM di Desa Barang dengan melaksanakan program kerja multidisiplin dengan tajuk "Pelestarian dan Pengembangan UMKM Desa Barang".

 

Melalui program kerja ini, pelestarian dan pengembangan UMKM akan dikaji dari berbagai sudut pandang keilmuan. Semua sudut pandang ini pada akhirnya memiliki target sasaran yang sama, yaitu pelaku UMKM. Sudut pandang pertama mengupas jenis-jenis UMKM berdasarkan modal usahanya, yang dibawakan oleh Aisya Luthifyyah Az'zahra dari program studi Statistika. Usaha mikro merupakan jenis usaha dengan modal usaha sampai dengan paling banyak Rp1 miliar. Sedangkan usaha kecil memiliki modal usaha lebih dari Rp1 miliar sampai dengan paling banyak Rp5 miliar. Ada pula usaha menengah yang modal usahanya Rp5 miliar sampai dengan paling banyak Rp10 miliar. Sudut pandang lainnya akan membahas mengenai sistem perizinan usaha yang dibawakan oleh Thania Anindya Putri dari program studi Ilmu Pemerintahan. Para pelaku UMKM dapat mendaftarkan perizinan usahanya hanya dengan sekali klik dari HP mereka masing-masing dengan cara membuka situs web https://ui-login.oss.go.id/register. Setelah selesai melewati serangkaian proses pendaftaran, pelaku UMKM akan mendapatkan NIB (Nomor Induk Berusaha) yang memiliki serangkaian manfaat, seperti : mempermudah akses Kredit Usaha Rakyat (KUR), memperoleh pelatihan, memperoleh program pemerintah secara tepat sasaran, serta memperoleh legalitas usaha.

 

Selanjutnya, pelestarian dan pengembangan UMKM juga dapat dikaji dari sisi psikologis pelaku UMKM-nya, yang tentu saja dipandu oleh mahasiswa Psikologi, Phrames Ayudya Nareswari. Sisi psikologis ini akan membedah keterampilan interpersonal pelaku UMKM beserta motivasi yang menggerakkan mereka untuk memulai UMKM. Keterampilan interpersonal sendiri merupakan kemampuan seseorang dalam berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain yang mencakup berbagai aspek, mulai dari cara berbicara dan berinteraksi secara non-verbal, serta kemampuan untuk memahami dan merespon perasaan orang lain. Keterampilan interpersonal dirasa penting karena dapat membangun kepercayaan pelanggan, meningkatkan loyalitas pelanggan, membuka peluang kerja sama dengan investor-investor, serta membantu pelaku UMKM untuk memecahkan masalah dengan cara yang efektif. Sedangkan pelaku UMKM pastinya memiliki motivasi untuk memulai UMKM, baik motivasi intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik dapat berupa dorongan dari dalam diri pelaku UMKM, seperti rasa ingin tahu, keinginan untuk belajar, atau kepuasan dalam mencapai tujuan. Sebaliknya, motivasi ekstrinsik merupakan dorongan dari luar diri, seperti penghargaan, bonus, atau pengakuan. Motivasi-motivasi tersebut pastinya dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, seperti tujuan yang jelas, dukungan sosial, pengakuan, tantangan, dan lingkungan kerja yang positif.

 

Sudut pandang berikutnya yang dibutuhkan dalam melestarikan dan mengembangkan UMKM adalah manajemen keuangan, yang diarahkan oleh Dewi Ratnasari Salmah dari program studi Akuntansi Perpajakan. Manajemen keuangan mencakup berbagai macam aspek, seperti perencanaan keuangan, penganggaran, analisis keuangan, pengelolaan kas, pengelolaan utang, dan pengelolaan investasi. Manajemen keuangan sangatlah penting karena akan menentukan keberlangsungan bisnis dan juga pertumbuhannya, serta memiliki andil dalam penentuan keputusan bisnis dan peningkatan efisiensi bisnis. Selain itu, aspek pengelolaan keuangan juga penting untuk diberi perhatian, karena memiliki tujuan-tujuan seperti memantau penggunaan dana, mencegah atau menurunkan risiko kesalahan penggunaan dana, dan mencegah kebangkrutan.

 

Tidak hanya melestarikan dan mengembangkan UMKM, Tim II KKN Universitas Diponegoro juga merancang beberapa inovasi yang berkaitan dengan pelestarian lingkungan, seperti pembuatan Taman Ecobrick dengan penanggung jawab Danu Fahri Janatan dari program studi Teknik Industri. Dilansir dari situs Kementerian Kelautan dan Perikanan, ecobrick adalah adalah botol plastik yang diisi dengan limbah anorganik sampai memadat sehingga bisa digunakan sebagai batu bata dalam mendirikan bangunan. Dilihat dari asal katanya, ecobrick terdiri dari kata 'eco' yang berarti lingkungan dan 'brick' yang artinya bata. Jika digabung maka artinya adalah bata yang ramah lingkungan. Taman Ecobrick ini merupakan sebuah bangunan dari besi berbentuk tanda hati dengan dikelilingi oleh botol plastik yang diletakkan di bagian depan stan UMKM di dekat gapura Dusun Barang Wetan, Desa Barang. Botol-botol plastik berjumlah lebih dari 100 buah tersebut tersebut dicat dengan warna merah muda, biru, dan kuning, serta dihiasi lampu warna-warni yang ikut menyesuaikan warna catnya.

 

Inovasi lain yang Tim II KKN Universitas Diponegoro hadirkan adalah pembuatan banner larangan penembakan satwa liar oleh Raymond Sangkakala Pasaribu dari program studi Sastra Indonesia. Banner ini berisi larangan untuk menembak satwa liar yang disertai dengan pencantuman dasar hukum mengenai larangan tersebut dari tingkat pemerintah pusat hingga ke tingkat Desa Barang.

 


Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
chat
chat